Silu Dan Sarone, Alat Musik Unik Dari Bima

Dua alat musik ini merupakan alat musik tertua yang dihasilkan leluhur orang Bima. tidak diketahui pasti kapan alat musik tiup ini diciptakan dan siapa penemunya. Tapi alat ini tumbuh dan berkembang bersama seni budaya Bima. Kini, seiring perjalanan waktu alat musik ini masih tetap eksis, meskipun hanya segelintir generasi Bima yang belajar dan mampu memainkan Silu dan Sarone. Saya ibaratkan dengan kalimat ” Hidup Segan, matipun Tak Mau “. Begitulah perumpamaan eksistensi seni budaya Bima kini. hidupnya susah ditengah alat musik moderen dan perhatian generasi yang hedonis, tapi tidak mau mati karena akarnya masih terlalu kuat untuk ditumbangkan.

Silu dan sarone identik dengan alat musik tradisional Bima disamping Gendang, Biola, Gambo. Tawa-tawa dan Gong sebagai pasangannya yang dikenal dengan Genda Mbojo. Sarone dimainkan khusus mengiringi kesenian Gantao dan tarian-tarian rakyat. Silu lebih sakral lagi, yaitu dimainkan dan ditiup yang merupakan bagian tak terpisahkan dari musik pengiring tarian-tarian Istana. Berikut saya paparkan sedikit tentang Apa itu Sarone dan Silu sebagai sebuah warisan peradaban tanah Bima.

Silu 

Adalah salah satu jenis alat musik dari daerah Bima Dompu. Silu termasuk jenis alat musik aerofon tipe hobo, karena silu memiliki lidah lebih dari satu. Lidah pada silu disebut pipi silu terdiri atas 4 lidah. Di daerah Bima ada pembagian alat musik. Menurut pembagian tersebut, silu termasuk golongan ufi yaitu sebuah alat musik tiup. Sedang golongan alat musik lain adalah bo – e yaitu alat musik pukul dengan tangan misalnya rebana. Ko – bi adalah alat musik petik misalnya gambo ( gambus). Golongan lainnya adalah toke, yaitu alat musik yang dipukul dengan alat pemukul, misalnya genda ( gendang), Golongan yang terakhir adalah Ndiri, yaitu alat musik gesek misalnya biola mbojo ( biola Bima). Bahan untuk membuat silu adalah kayu sawo, perak dan daun lontar.

Pada silu tidak terdapat ornamen – ornamen, warnanya adalah warna asli. Bahanya, kecuali wata silu dibuat mengkilat dengan cat. Unsur musikal (suara) rupanya lebih dipentingkan daripada unsur visual estetik.

Tidak ada aturan tertentu untuk memilih bahan. Khususnya kayu sawo sebagai bahan pokok dicari kayu sawo yang sudah tua dan dipilih yang besarnya sesuai dengan keperluan.

Dalam pembuatan silu tidak ada ukuran yang standar. Di dalam membuat silu yang diutamakan adalah produksi suaranya. Salah satu ukuran silu, yaitu silu Goa yang terdapat di Istana Bima adalah sebagai berikut : Panjang silu seluruhnya mulai dari ujung pipi silu sampai pangkal ponto silu adalah 570 mm. Lebar pipi silu 15 mm, panjangnya 14 mm.Nali silu panjangnya 100 mm. Wata silu memiliki garis tengah 15 mm ( pangkal) sedang ujungnya bergaris tengah 17 mm. Satompa silu garis tengahnya 34 mm. Penampang ponto silu garis tengahnya 120 mm. Lubang – lubangnya bergaris tengah 4 mm. Jarak antara lubang yang satu dengan lubang yang lainnya antara 25 – 30 mm. jarak ini tidak ada standar karena sangat tergantung pada produksi suara yang dihasilkan.

Sarone

Sarone adalah sebuah alat musik tiup dari Kabupaten Bima Dompu. Alat musik ini  termasuk golongan aerofon yang berlidah. Menurut jumlah lidahnya termasuk tipe klarinet karena lidahnya hanya satu, yang menurut bahasa setempat, lidah ini disebut Lera. Bentuk tabungnya adalah konis ( makin lama makin besar)

Sarone, dibuat dari dua bahan pokok yaitu buluh ( jenis bambu kecil) dan daun lontar. Lolo dan anak lolo terdiri atas bulu.. Pada lolo terdapat 6 (enam) bongkang ( lubang) di atas, dan satu lubang di bawah. Cara melubangi dilakukan dengan menggunakan kawat besar yang dibakar. Jarak antara lubang yang satu dengan yang lainnya diukur dengan mengambil ukuran keliling lolo. Sedang lubang yang ada di bawah, jaraknya ½ (setengah)dari jarak antara dua lubang diatas.

Sarone ada yang berlubang lima di atas dan ada yang berlubang 6 (enam) di atas. Sedang lubang dibawah tetap satu. Untuk yang mempunyai lima lubang, nada – nadanya adalah, do, re, mi, fa dan sol. Bila sarone ditup, nada do diperoleh dengan menutup semua lubang, baik lubang diatas maupun lubang di bawah. Nada re diperoleh dengan membuka lubang paling bawah.

Nada mi diperoleh dengan membuka dua lubang nada fa dengan membuka tiga lubang. Sedang nada sol diperoleh dengan menutup lubang kedua dari atas, sementara lubang – lubang yang lain dibuka. Pada serune yang memiliki enam lubang, bertambah satu nada yaitu nada si.

 

Diterbitkan oleh Alan Malingi

Penulis dan Pemerhati Masalah Sosial Budaya Lahir di Bima, 20 April 1973. Kontak Person 08123734986-0811390858.Email :alanmalingi2@yahoo.com, alanmalingimalingi@gmail.com, facebook,WA,Twitter, Istagram Alan Malingi

Satu pendapat untuk “Silu Dan Sarone, Alat Musik Unik Dari Bima

Tinggalkan komentar